Pengertian Infleksi






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Berdasarkan penelitian morfologis, ada berbagai kemungkinan untuk menggolongkan konstruksi-konstruksi morfem, misalnya menurut penafsiran dan jenis-jenisnya, namun yang paling masuk akal adalah penggolongan menurut morfem dasar yang sama. Sebagai contoh kontruksi morfenemis yang mungkin dikembangkan dari morfem pradasar yaitu kata ajar menjadi mengajar, belajar, pelajaran, dan seterusnya. Demikian pula kontruksi dengan bentuk polimorfemis sebagai dasar, misalnya dengan kata pelajaran sebagai dasar ada kata pelajaranku, pelajaranmu, dan pelajarannya.
Para ahli linguistik berpendapat bahwa dua golongan bawahan yang terpenting dalam paradigma morfemis adalah golongan yang berdasarkan infleksi dan berdasarkan derivasi. Golongan  infleksi adalah daftar paradigmatis yang terdiri atas bentuk-bentuk kata yang sama, sedangkan golongan derivasi adalah daftar yang terdiri atas bentuk-bentuk kata yang tidak sama, misalnya bentuk kata mengajar dan diajar adalah dua bentuk kata aktif dan pasif dari kata yang sama yaitu mengajar, sedangkan mengajar dan pengajar merupakan dua kata yang berbeda yaitu kata verba dan nomina. Dalam makalah ini kita pun memakai pengertian tersebut berkenaan dengan istilah infleksi.
B.     Rumusan    Masalah
1.      Apakah pengertian infleksi dan derivasi?
2.      Apakah perbedaan antara infleksi dan derivasi?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian infleksi dan derivasi.
2.      Untuk mengetahui perbedaan infleksi dan derivasi.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Infleksi
Menurut Bickford dkk (2005:12),  ” morfologi infleksional tidak mengubah satu kata menjadi kata yang lain dan tidak pernah mengubah kategori sintaksis sebaliknya menghasilkan bentuk lain dari kata yang sama”.
Menurut Verhaar, (2010:121) ”fleksi  adalah proses morfemis yang ditetapkan pada kata sebagai unsur leksikal yang sama”.    
Menurut Chaer, (2007:171) ”sebuah kata yang sama hanya bentuknya yang berbeda yang disesuaikan dengan katagori gramatikalnya. Bentuk-bentuk tersebut dalam morfologi infleksional disebut paradigma infleksional”.
Menurut Kridalaksana, (1993:830) mengatakan bahwa infleksi adalah perubahan bentuk kata yang menunjukkan berbagai hubungan gramatikal yang mencakup deklinasi nomina, pronomina, ajektiva, dan konjungsi verba, serta merupakan unsur yang ditambahkan pada sebuah kata untuk menunjukkan suatu hubungan gramatikal.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa infleksi adalah perubahan bentuk kata tanpa mengubah identitas leksikal kata itu dengan atau tanpa mengubah kelas katanya. Secara khusus perubahan bentuk sebuah kata kerja dengan tetap mempertahankan identitas kata kerja itu sama saja artinya dengan mengubah bentuk kata itu, tapi makna kata seperti yang terkandung dalam kata itu tidak berubah.

B.     Pengertian Derivasi
Menurut  Ba’dulu dan Herman (2006:12) ”morfologi derivasi mengambil satu kata dan mengubahnya menjadi kata yang lain, yaitu menciptakan entri-entri leksikal baru. Dalam kasus-kasus yang paling jelas, morfologi devirasi menciptakan suatu kata dari kategori sintaksis lain”.
Menurut Verhaar, (2010:121) derivasi adalah proses morfemis yang mengubah kata sebagai unsur leksikal tertentu menjadi unsur leksikal yang lain.
Menurut Chaer, (2007:175) derivasi merupakan pembentukan kata secara derivatif membentuk kata baru, kata yang identitas leksikalnya tidak sama dengan kata dasarnya.
Menurut Kridalaksana, (1993:40) derivasi adalah proses pengimbuhan afiks non-inflektif pada dasar untuk membentuk kata.
Yang dimaksud dengan derivasi ialah konstruksi yang berbeda distribusinya daripada dasarnya atau afiks yang menghasilkan leksem baru dari leksem dasar. Misalnya kata reviews dapat dianalisis atas sebuah prefiks re-, sebuah akar view, dan sebuah sufiks -s. Prefiks re- membentuk leksem baru review dari bentuk dasar view, sedangkan sufiks -s membentuk kata yang lain dari leksem review. Jadi prefiks re- bersifat derivasi, sedangkan sufiks -s bersifat infleksi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa derivasi adalah suatu perubahan proses kelas kata (kata kerja) dengan atau tanpa pemindahan kelas kata.
C.    Perbedaan-perbedaan antara Infleksi dan Derivasi
Untuk memenuhi makna kedua proses morfologi ini serta perbedaan-perbedaannya dapat dikemukakan pendapat beberapa linguis. Menurut Nida dikutif Ba’dulu dan Herman (2005:11) perbedaan antara fleksi dan derivasi adalah sebagai berikut:
1.      Infleksi
a.       Cenderung merupakan formasi luar, muncul lebih jauh dari stem ketimbang afiks derivasi.
b.      Cenderung kurang bervariasi, namun dengan distribusi yang luas.
c.       Digunakan untuk mencocokkan kata-kata bagi pemakaian dalam sintaksis, namun tidak pernah mengubah kelas kata.
2.      Derivasi
a.       Cenderung merupakan formasi dalam, muncul lebih dekat ke stem  ketimbang afiks derivasi.
b.      Cenderung lebih bervariasi, namun dengan distribusi yang terbatas.
c.       Digunakan untuk menetapkan kata-kata dalam suatu kelas dan umumnya mengubah kelas kata.
Perbedaan lainnya adalah bahwa afiks derivasi sering memiliki makna leksikal, sedangkan afiks infleksi biasanya memiliki makna gramatikal. Perbadaan lain antara infleksi dan derivasi ialah bahwa infleksi biasanya disusun ke dalam suatu paradigma, sedangkan derivasi tidak. Perbedaannya akan terlihat pada kalimat-kalimat berikut.
1)      a). Anak itu menggunting kain.          b). Anak itu gunting rambut. *)
2)      a). Makanan itu sudah basi.                b). Makan itu sudah basi. *)
3)      a). Kami mendengar suara itu.            b). Kami dengar suara itu.
4)      a). Saya membaca buku itu.                b). Saya baca buku itu.
Berdasarkan empat contoh di atas, kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa konstruksi menggunting dan makanan tidak sama distribusinya dengan gunting dan makan. Itu sebabnya kalimat 1b dan 2b tidak ada dalam bahasa Indonesia. Di lain pihak, konstruksi mendengar dan membaca sama dengan konstruksi dengar dan baca. Oleh karena itu, kita dapat mempergunakan kalimat 3a atau 3b dan 4a dan 4b. Konstruksi menggunting dan makanan merupakan contoh derivasi, sedangkan konstruksi mendengar dan membaca contoh infleksi.
Perbedaan antara pembentukan secara derivasi dan infleksi juga diuraikan Nida dalam Subroto (1985: 269):
1)      pembentukan derivasi termasuk jenis kata yang sama dengan kata tunggal (yang termasuk sistem jenis kata tertentu) seperti: singer ‘penyanyi’ (nomina), dari verba (to) sing ‘menyanyi’, termasuk jenis kata yang sama dengan boy ‘anak laki-laki’; sedangkan pembentukan infleksi tidak.
2)      Secara statistik, afiks derivasi lebih beragam, misalnya dalam bahasa Inggris terdapat afiks-afiks pembentuk nomina: -er, -ment, -ion, -ation, -ness (singer, arrangement, correction, nationalization, stableness), sedangkan afiks infleksional dalam bahasa Inggris kurang beragam (-s dengan segala variasinya, -ed1, -ed2, -ing: work, worked1, worked2, working).
3)       Afiks-afiks derivasi dapat mengubah kelas kata, sedangkan afiks infleksi tidak.
4)      Afiks-afiks derivasi mempunyai distribusi yang lebih terbatas (misalnya: afiks derivasi -er diramalkan tidak selalu terdapat pada dasar verba untuk membentuk nomina), sedangkan afiks infleksi mempunyai distribusi yang lebih luas.














BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Berdasarkan dari paparan di atas  kita dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu, Infleksi adalah perubahan bentuk kata tanpa mengubah identitas leksikal kata itu dengan atau tanpa mengubah kelas katanya. Secara khusus perubahan bentuk sebuah kata kerja dengan tetap mempertahankan identitas kata kerja itu sama saja artinya dengan mengubah bentuk kata itu, tapi makna kata seperti yang terkandung dalam kata itu tidak berubah. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa derivasi adalah suatu perubahan proses kelas kata (kata kerja) dengan atau tanpa pemindahan kelas kata.
Beberapa cara untuk mengetahui apakah sebuah afiks bersifat infleksi atau derivasi. Jika sebuah afiks mengubah bentuk bentuk dasarnya, afiks itu bersifat derivasi. Afiks-afiks yang tidak mengubah kelas kata bentuk dasarnya biasanya termasuk afiks infleksi. Afiks-afiks infleksi selalu menampakkan makna yang teratur atau dapat diprediksikan; sebaliknya makna-makna dari afiks-afiks derivasi tidak dapat diramalkan. Terdapat suatu kaidah umum bahwa bila dapat menambahkan afiks infleksi pada salah satu anggota dari sebuah kelas kata, akan dapat menambah afiks infleksi pada semua anggota kelas yang lain. Afiks derivasi tidak dapat ditambahkan pada setiap anggota kelas. Dengan begitu, dapat ditentukan bahwa afiks-afiks infleksi itu bersifat tidak produktif, sedangkan afiks derivasi bersifat produktif.
B.     Saran



DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk.1999. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ba’dulu, Abdul Muis dan Herman. 2005. Morfosintaksis. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia.
Verhaar. 2010. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: gadjah Mada University.
Gunawan, Puthut. 2012. Makalah Infleksi dan Derivasi. (online) http://puthutg.blogspot.com, diakses pada tanggal 27 Oktober 2012.


Derivasi adalah proses mprfemis yg krn afiksasi menyebabkan terbentuk nya berbagai macam bentukandgn ketentuan bahwa bentukan tersebut berubah kelas katanya.

0 komentar: