Pengertian Infleksi
05.00
By
Unknown
SPRACHWISSENSCHAFT
0
komentar
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Berdasarkan
penelitian morfologis, ada berbagai kemungkinan untuk menggolongkan
konstruksi-konstruksi morfem, misalnya menurut penafsiran dan jenis-jenisnya,
namun yang paling masuk akal adalah penggolongan menurut morfem dasar yang
sama. Sebagai contoh kontruksi morfenemis yang mungkin dikembangkan dari morfem
pradasar yaitu kata ajar menjadi mengajar, belajar, pelajaran, dan seterusnya.
Demikian pula kontruksi dengan bentuk polimorfemis sebagai dasar, misalnya
dengan kata pelajaran sebagai dasar ada kata pelajaranku, pelajaranmu, dan
pelajarannya.
Para ahli
linguistik berpendapat bahwa dua golongan bawahan yang terpenting dalam
paradigma morfemis adalah golongan yang berdasarkan infleksi dan berdasarkan
derivasi. Golongan infleksi adalah
daftar paradigmatis yang terdiri atas bentuk-bentuk kata yang sama, sedangkan
golongan derivasi adalah daftar yang terdiri atas bentuk-bentuk kata yang tidak
sama, misalnya bentuk kata mengajar dan diajar adalah dua bentuk kata aktif dan
pasif dari kata yang sama yaitu mengajar, sedangkan mengajar dan pengajar
merupakan dua kata yang berbeda yaitu kata verba dan nomina. Dalam makalah ini
kita pun memakai pengertian tersebut berkenaan dengan istilah infleksi.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah
pengertian infleksi dan derivasi?
2. Apakah
perbedaan antara infleksi dan derivasi?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian infleksi dan derivasi.
2. Untuk
mengetahui perbedaan infleksi dan derivasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Infleksi
Menurut Bickford
dkk (2005:12), ” morfologi infleksional
tidak mengubah satu kata menjadi kata yang lain dan tidak pernah mengubah
kategori sintaksis sebaliknya menghasilkan bentuk lain dari kata yang sama”.
Menurut Verhaar,
(2010:121) ”fleksi adalah proses
morfemis yang ditetapkan pada kata sebagai unsur leksikal yang sama”.
Menurut Chaer,
(2007:171) ”sebuah kata yang sama hanya bentuknya yang berbeda yang disesuaikan
dengan katagori gramatikalnya. Bentuk-bentuk tersebut dalam morfologi
infleksional disebut paradigma infleksional”.
Menurut Kridalaksana, (1993:830)
mengatakan bahwa infleksi adalah perubahan bentuk kata yang menunjukkan
berbagai hubungan gramatikal yang mencakup deklinasi nomina, pronomina,
ajektiva, dan konjungsi verba, serta merupakan unsur yang ditambahkan pada
sebuah kata untuk menunjukkan suatu hubungan gramatikal.
Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa infleksi adalah perubahan bentuk kata tanpa mengubah
identitas leksikal kata itu dengan atau tanpa mengubah kelas katanya. Secara
khusus perubahan bentuk sebuah kata kerja dengan tetap mempertahankan identitas
kata kerja itu sama saja artinya dengan mengubah bentuk kata itu, tapi makna
kata seperti yang terkandung dalam kata itu tidak berubah.
B.
Pengertian
Derivasi
Menurut Ba’dulu dan Herman (2006:12) ”morfologi
derivasi mengambil satu kata dan mengubahnya menjadi kata yang lain, yaitu
menciptakan entri-entri leksikal baru. Dalam kasus-kasus yang paling jelas,
morfologi devirasi menciptakan suatu kata dari kategori sintaksis lain”.
Menurut Verhaar,
(2010:121) derivasi adalah proses morfemis yang mengubah kata sebagai unsur
leksikal tertentu menjadi unsur leksikal yang lain.
Menurut Chaer,
(2007:175) derivasi merupakan pembentukan kata secara derivatif membentuk kata
baru, kata yang identitas leksikalnya tidak sama dengan kata dasarnya.
Menurut Kridalaksana,
(1993:40) derivasi adalah proses pengimbuhan afiks non-inflektif pada dasar
untuk membentuk kata.
Yang dimaksud dengan derivasi ialah
konstruksi yang berbeda distribusinya daripada dasarnya atau afiks yang
menghasilkan leksem baru dari leksem dasar. Misalnya kata reviews dapat
dianalisis atas sebuah prefiks re-, sebuah akar view, dan sebuah sufiks -s.
Prefiks re- membentuk leksem baru review dari bentuk dasar view, sedangkan
sufiks -s membentuk kata yang lain dari leksem review. Jadi prefiks re-
bersifat derivasi, sedangkan sufiks -s bersifat infleksi.
Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa derivasi adalah suatu perubahan proses kelas kata (kata
kerja) dengan atau tanpa pemindahan kelas kata.
C.
Perbedaan-perbedaan
antara Infleksi dan Derivasi
Untuk memenuhi makna
kedua proses morfologi ini serta perbedaan-perbedaannya dapat dikemukakan
pendapat beberapa linguis. Menurut Nida dikutif Ba’dulu dan Herman (2005:11)
perbedaan antara fleksi dan derivasi adalah sebagai berikut:
1.
Infleksi
a. Cenderung
merupakan formasi luar, muncul lebih jauh dari stem ketimbang afiks derivasi.
b. Cenderung
kurang bervariasi, namun dengan distribusi yang luas.
c. Digunakan
untuk mencocokkan kata-kata bagi pemakaian dalam sintaksis, namun tidak pernah
mengubah kelas kata.
2. Derivasi
a. Cenderung
merupakan formasi dalam, muncul lebih dekat ke stem ketimbang afiks derivasi.
b. Cenderung
lebih bervariasi, namun dengan distribusi yang terbatas.
c. Digunakan
untuk menetapkan kata-kata dalam suatu kelas dan umumnya mengubah kelas kata.
Perbedaan
lainnya adalah bahwa afiks derivasi sering memiliki makna leksikal, sedangkan
afiks infleksi biasanya memiliki makna gramatikal. Perbadaan lain antara
infleksi dan derivasi ialah bahwa infleksi biasanya disusun ke dalam suatu
paradigma, sedangkan derivasi tidak. Perbedaannya akan terlihat pada
kalimat-kalimat berikut.
1) a). Anak itu menggunting kain. b). Anak
itu gunting rambut. *)
2) a). Makanan itu sudah basi. b).
Makan
itu sudah basi. *)
3) a). Kami mendengar suara itu. b). Kami dengar suara itu.
4) a). Saya membaca buku itu. b).
Saya
baca buku itu.
Berdasarkan
empat contoh di atas, kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa konstruksi
menggunting dan makanan tidak sama distribusinya dengan gunting dan makan. Itu
sebabnya kalimat 1b dan 2b tidak ada dalam bahasa Indonesia. Di lain pihak,
konstruksi mendengar dan membaca sama dengan konstruksi dengar dan baca. Oleh
karena itu, kita dapat mempergunakan kalimat 3a atau 3b dan 4a dan 4b.
Konstruksi menggunting dan makanan merupakan contoh derivasi, sedangkan
konstruksi mendengar dan membaca contoh infleksi.
Perbedaan
antara pembentukan secara derivasi dan infleksi juga diuraikan Nida dalam
Subroto (1985: 269):
1) pembentukan
derivasi termasuk jenis kata yang sama dengan kata tunggal (yang termasuk sistem
jenis kata tertentu) seperti: singer ‘penyanyi’ (nomina), dari verba (to) sing
‘menyanyi’, termasuk jenis kata yang sama dengan boy ‘anak laki-laki’;
sedangkan pembentukan infleksi tidak.
2) Secara
statistik, afiks derivasi lebih beragam, misalnya dalam bahasa Inggris terdapat
afiks-afiks pembentuk nomina: -er, -ment, -ion, -ation, -ness (singer,
arrangement, correction, nationalization, stableness), sedangkan afiks
infleksional dalam bahasa Inggris kurang beragam (-s dengan segala variasinya,
-ed1, -ed2, -ing: work, worked1, worked2, working).
3) Afiks-afiks derivasi dapat mengubah kelas
kata, sedangkan afiks infleksi tidak.
4) Afiks-afiks
derivasi mempunyai distribusi yang lebih terbatas (misalnya: afiks derivasi -er
diramalkan tidak selalu terdapat pada dasar verba untuk membentuk nomina),
sedangkan afiks infleksi mempunyai distribusi yang lebih luas.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan
dari paparan di atas kita dapat
menyimpulkan beberapa hal yaitu, Infleksi adalah perubahan bentuk kata tanpa
mengubah identitas leksikal kata itu dengan atau tanpa mengubah kelas katanya.
Secara khusus perubahan bentuk sebuah kata kerja dengan tetap mempertahankan
identitas kata kerja itu sama saja artinya dengan mengubah bentuk kata itu,
tapi makna kata seperti yang terkandung dalam kata itu tidak berubah.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa derivasi adalah suatu
perubahan proses kelas kata (kata kerja) dengan atau tanpa pemindahan kelas
kata.
Beberapa
cara untuk mengetahui apakah sebuah afiks bersifat infleksi atau derivasi. Jika
sebuah afiks mengubah bentuk bentuk dasarnya, afiks itu bersifat derivasi.
Afiks-afiks yang tidak mengubah kelas kata bentuk dasarnya biasanya termasuk
afiks infleksi. Afiks-afiks infleksi selalu menampakkan makna yang teratur atau
dapat diprediksikan; sebaliknya makna-makna dari afiks-afiks derivasi tidak
dapat diramalkan. Terdapat
suatu kaidah umum bahwa bila dapat menambahkan afiks infleksi pada salah satu
anggota dari sebuah kelas kata, akan dapat menambah afiks infleksi pada semua
anggota kelas yang lain. Afiks derivasi tidak dapat ditambahkan pada
setiap anggota kelas. Dengan begitu, dapat ditentukan bahwa afiks-afiks
infleksi itu bersifat tidak produktif, sedangkan afiks derivasi bersifat
produktif.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Alwi,
Hasan dkk.1999. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ba’dulu,
Abdul Muis dan Herman. 2005. Morfosintaksis.
Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer,
Abdul. 2007. Linguistik Umum.
Jakarta: Rineka Cipta.
Kridalaksana,
Harimurti. 1993. Kamus Linguistik.
Jakarta: PT. Gramedia.
Verhaar.
2010. Asas-Asas Linguistik Umum.
Yogyakarta: gadjah Mada University.
Gunawan,
Puthut. 2012. Makalah Infleksi dan
Derivasi. (online)
http://puthutg.blogspot.com, diakses pada tanggal 27 Oktober 2012.
Derivasi adalah proses mprfemis yg krn afiksasi
menyebabkan terbentuk nya berbagai macam bentukandgn ketentuan bahwa bentukan
tersebut berubah kelas katanya.
0 komentar: